Kopi
di Indonesia memiliki sejarah panjang dan peran penting bagi
pertumbuhan perekonomian bahkan budaya masyarakat di Indonesia. Letak
geografis dan iklim Indonesia yang sangat baik untuk pertumbuhan dan
produksi kopi (Jenis Arabika & Robusta) menjadikan Indonesia salah
satu negara pengekspor kopi dunia saat ini. Kata “kopi” sendiri berasal
dari bahasa Arab “qahwah” yang berarti kekuatan. Kata “qahwah” ini
kemudian di adopsi oleh Bangsa Turki menjadi “kahveh” dan kemudian
menjadi “koffie” dalam bahasa Belanda. Seiring dengan kehadiran Kolonial
Belanda di Indonesia, kata ”koffie” tersebut lambat laun terserap ke
dalam bahasa Indonesia menjadi ”kopi”, akhirnya sampai saat ini orang
Indonesia menyebutnya dengan “kopi”.
Sejarah kopi di Indonesia diduga berawal dari kisah para peziarah
muslim yang kembali dari Timur Tengah membawa biji kopi ke India pada
awal tahun 1600. Kemudian pada tahun 1696, seorang Gubernur Belanda di
Malabar mengirimkan bibit Kopi Yemen atau Kopi Arabica tersebut kepada
Gubernur Belanda di Batavia, namun bibit Arabika pertama yang dikirimkan
tersebut gagal tumbuh akibat banjir hebat melanda Batavia. Kemudian
pengiriman kedua dilakukan kembali pada tahun 1699. Benih Kopi Arabika
dari pengiriman kedua tersebut ternyata tumbuh subur, Dan akhirnya pada
tahun 1711, exsport pertama dikirim dari Java ke Eropa oleh Perdagangan
Timur India yang dikenal sebagai VOC (Verininging Oogst-Indies Company).
Dalam jangka waktu 10 tahun eksport kopi Indonesia meningkat Hingga 60
Ton per tahun, namun VOC berhasil memonopoli perdagangan kopi Indonesia
sejak tahun 1725 sampai 1780.